PUPR Provinsi NTT

Kadis PUPR Dampingi Wakil Gubernur NTT Sambut Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Sumba Timur

WAINGAPU – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman mengunjungi Sumba Timur, NTT untuk menggelar berbagai kegiatan, termasuk memanen tebu.

Kedatangan kedua Menteri pada Selasa, 19 Agustus 2205 itu disambut Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma didampingi sejumlah pejabat Pemprov NTT termasuk Kepala Dinas PUPR NTT Benyamin Nahak.

Kepada Menko AHY, Wakil Gubernur Johni Asadoma, meminta peningkatan infrastruktur jalan dengan pengalihan beberapa ruas jalan provinsi menjadi jalan nasional dan pelebaran jalan nasional khususnya rute pelabuhan Waibakul-Baing serta pembangunan ribuan embung kecil maupun embung irigasi di NTT.

Selain itu, Johni Asadoma juga meminta AHY mendukung ketahanan pangan khususnya pada sentra produksi ternak, pakan ternak dan hortikultura.

Menanggapi permintaan itu, AHY menyebut, Kondisi geografis NTT yang berat justru dapat menjadi peluang besar bila dihadapi dengan inovasi, teknologi, dan keberanian.

Ia juga menyoroti Kawasan transmigrasi Melolo. Ia menyebut pemerintah pusat menaruh perhatian serius terhadap pengembangan Kawasan Transmigrasi Melolo, lewat MoU antara Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Desa agar terintegrasi dengan sektor industri.

“Transmigrasi punya lahan dan tenaga kerja, sementara industri hadir dengan modal, teknologi, dan juga sebagai off-taker dari hasil produksi. Sinergi ini harus kita dukung dengan infrastruktur yang memadai agar kawasan transmigrasi bisa tumbuh menjadi pusat pertumbuhan baru,” kata AHY.

Untuk itu, pemerintah melalui Kemenko Infrastruktur berkomitmen memperkuat aspek pendukung, mulai dari kepastian lahan hingga pembangunan infrastruktur dasar.

“Pertama, lahannya harus siap dan statusnya clean and clear, kalau berbicara HGU. Kedua, infrastruktur jalan harus lebih memadai agar mobilitas lebih cepat. Ketiga, pengembangan pelabuhan juga dibutuhkan supaya transportasi logistik bisa lebih efisien dan kompetitif,” jelas AHY.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman yang turut mendampingi AHY menekankan, pengembangan kawasan transmigrasi tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus melibatkan sinergi lintas kementerian dan sektor.

“Arah pembangunan transmigrasi ke depan bukan lagi sekadar perpindahan penduduk, melainkan bagian dari agenda industrialisasi di luar Jawa dengan melibatkan transmigran dan masyarakat lokal,” ujarnya.

Menurut Iftitah, Kawasan Transmigrasi Melolo memiliki potensi besar sebagai proyek percontohan. Integrasi transmigrasi dengan industri diharapkan mampu membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan ekstrem, dan mendorong lahirnya pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Lebih jauh, AHY menegaskan, pengembangan transmigrasi berbasis industri akan berdampak signifikan dalam mengurangi kesenjangan pembangunan.

“Ini bukan hal abstrak, melainkan konkret. Kita sudah melihat langsung bagaimana kawasan ini berkembang dan punya potensi besar,” pungkas AHY.(*)